Media sosial bukanlah hal asing bagi masyarakat global. Hampir semua orang yang saya kenal pasti memiliki setidaknya
satu akun media sosial. Maka dari itu, masyarakat seharusnya dapat
menggunakannya secara bijaksana agar tidak menimbulkan perselisihan. Dalam tulisan kali ini, saya akan mengulas
penggunaan media sosial sebagai sarana untuk online
personal branding. Apa itu online personal
branding? Mengapa perlu melakukannya? Dan bagaimana melakukannya melalui media sosial?
Branding
bisa dideskripsikan dalam banyak hal. Dalam tulisan Richland Library, branding diartikan sebagai sebuah reputasi.
Branding adalah sebuah proses
membangun gambaran dengan hasil yang sama. Branding
membantu anda mendefinisikan siapa anda, bagaimana anda, seberapa hebat anda,
dan mengapa harus anda. Sementara itu, media sosial dideskripsikan sebagai
media digital dimana orang-orang saling terkoneksi, berkomunikasi, dan
berinteraksi satu sama lain. Lalu, mengapa online personal branding perlu dilakukan?
Bagi
seorang peneliti, personal branding adalah
hal yang sangat penting untuk dilakukan. Tidak ada seorang pun yang akan
mengetahui tentang hasil penelitian anda, kecuali anda membagi informasi kepada orang
lain. Tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi para pencari kerja, personal branding dapat dilakukan untuk
mempromosikan diri sendiri (Mutum 2011, 1). Ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk melakukan personal
branding secara online. Pertama, buatlah halaman profil online. Tuliskan
detail kontak, penelitian yang diminati, dan publikasi. Kedua, promosikan hasil
penelitian anda secara online. Misalnya, buatlah website yang mendukung pembagian
buku atau hasil penelitian anda. Hal ini akan mempermudah orang lain untuk
mengakses hasil penelitian anda sehingga akan lebih mudah untuk dikutip dalam
jurnal atau artikel lain. Ketiga, buatlah blog untuk membagi pemikiran dan
penelitian anda. Adanya blog akan mempermudah anda untuk menerima komentar dan umpan
balik.
Ada
beberapa tips yang dituliskan Mutum (2011, 7) untuk menarik minat banyak orang
terhadap blog kita. Pertama, buatlah blog yang cukup interaktif. Jangan hanya
memanfaatkannya sebagai wadah membagi informasi, tetapi juga lakukan interaksi
atau percakapan dengan yang lain. Kedua, lakukan publikasi untuk menarik
pengunjung ke blog anda. Buatlah orang lain menyadari adanya blog anda.
Misalnya, dengan menambahkan URL blog ke penutup email, tayangkan di sosial
media yang anda miliki, atau tuliskan di kartu nama anda. Ketiga, perhatikan
panjang tulisan anda di blog. Mutum (2011, 7) menyarankan panjangnya tulisan di
blog sekitar 250-1000 kata saja. Keempat, hubungkan dengan blog yang lain.
Carilah blogger lain dengan minat yang sama, tinggalkan komentar di postingan
mereka. Kelima, hubungkan dengan sosial media setiap kali anda memposting sesuatu
di blog. Keenam, pilihlah desain template dan warna untuk blog anda yang mana
setiap orang bisa membaca tulisannya dengan mudah. Sertakan pula gambar yang
menarik dalam postingan anda. Ketujuh, jangan terlalu sering menggunakan bahasa
formal dalam blog. Hal tersebut akan membuat pembaca cepat merasa bosan.
Tidak
hanya melalui tulisan, personal branding juga
bisa dilakukan melalui foto. Kali ini, media sosial Instagram memiliki peran
paling besar. Instagram telah diluncurkan sejak tahun 2010. Saat ini Instagram
tercatat telah memiliki 90 juta pengguna aktif dan rata-rata terdapat 40 juta
foto baru di setiap harinya (Forbes 2013 dalam Lindahl dan Ohlund 2013, 7).
Instagram berperan dalam personal
branding melalui kreasi identitas yang dapat dilihat dalam foto-foto yang
ada pada akun seseorang. Menurut Blumer (1969 dalam Lindahl dan Ohlund 2013,
8), sebagian besar yang diposting orang di Instagram lebih memiliki arti sosial
dibandingan fungsional. Jadi, ketika seseorang mengunggah sebuah foto di
Instagram ada interaksi simbolik berperan di sana. Persepsi yang dibentuk oleh
orang lain kemudian akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan personal branding itu sendiri. Apabila
yang diunggah mampu secara efektif mengontrol dan mempengaruhi bagaimana orang
lain melihat dan menilai, maka personal
branding yang dilakukan melalui foto tersebut dianggap berhasil. Personal branding semacam ini penting
dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dalam hal ini, foto memiliki peran persuasif terhadap
pelanggan. Hal ini juga bisa menjadi salah satu cara mereka untuk memahami
pelanggannya sehingga mereka dapat menentukan target pasar.
Kesimpulannya,
online personal branding ini bisa menjadi cara yang efektif
untuk mempromosikan diri. Untuk mendapatkan personal
branding yang baik, anda sangat perlu memperhatikan perilaku yang
profesional di jejaring sosial anda. Jangan takut melakukan publikasi via
internet. Beberapa orang berpikir bahwa seseorang mungkin saja mencuri ide atau
hasil kerja mereka. Hal ini memang sangat mungkin terjadi. Namun, mempromosikan
diri melalui internet juga penting untuk kesuksesan karir jangka panjang,
terutama di era digital ini.
Satu
hal juga yang perlu dicatat sebelum melakukan personal branding:
Be it before you say it. Know who
you are, be who you are, say who you are.
*tips
tambahan: Mau tahu apa yang kira-kira orang temukan tentang kamu di internet?
Coba deh googling namamu sendiri.
Referensi:
Lindahl,
Gustav dan Ohlund, Mimi. 2013. Personal
Branding Through Imagification in Social Media: Identity Creation and
Alteration Through Images. Stockholm: Stockholm University of Business.
Mutum,
Dilip S. 2011. Social Media for
Researchers and Online Personal Branding. Conventry: Wolfson Researh
Exchange.
Richland
Library. Personal Branding for Your Job
Search. Columbia: Richlandlibrary.com
The Huffington Post. 2016. You Should Be Building Your Personal Brand [online] dalam [dapat diakses di http://www.huffingtonpost.com/cheyenne-bostock/you-should-be-building-yo_b_11531022.html [diakses pada 29 November 2016].